Penginderaan Jauh Dalam Bidang Oseanografi (Kelautan)
Manfaat penginderaan jauh di bidang oseanografi
(kelautan) adalah sebagai berikut:
- Mengamati sifat fisis laut, seperti suhu permukaan, arus permukaan, dan salinitas sinar tampak (0-200 m).
- Mengamati pasang surut dan gelombang laut (tinggi, arah, dan frekwensi).
- Mencari lokasi upwelling, singking dan distribusi suhu permukaan.
- Melakukan studi perubahan pantai, erosi, dan sedimentasi (LANDSAT dan SPOT).
Berikut beberapa Kegunaan SIG dalam Ekosistem Pesisir
dan Perikanan :
- Data mengenai kandungan klorofil dan suhu permukaan air laut yang diperoleh dari NOAA AVRR yang memiliki fungsi sebagai prakiraan perikanan untuk melihat kondisi ikan secara akurat.
- Data Warna Laut :Memberikan informasi ketersediaan makanan dalam kolom air.
- Data Suhu: Menggambarkan lingkungan laut.
- Dengan teknik boundaries/fronts/gradients dari klorofil dan SPL dapat memperoleh hasil yang meningkat antara 70-100% dalam perikanan pelagis/ ikan yang ada di dasar dan ikan-ikan demersal.
- Digunakan dalam evaluasi potensi lahan pengembangan obyek pariwisataperikanan.
- Digunakan untuk mempercepat dan mempermudah penataan ruang (pemetaan potensi) sumberdaya wilayah pesisir yang sesuai dengan dayadukunglingkungannya.
Tujuan dilakukannya pembuatan aplikasi SIG dalam
bidang kelautan dan perikanan :
- Mengetahui ikan di laut berada dan kapan bisa ditangkap
- jumlah yang berlimpah merupakan pertanyaan yang sangat biasa didengar.
- Meminimalisir usaha penangkapan dengan mencari daerah habitat ikan, disisi biaya BBM yang besar, waktu dan tenaga nelayan
- mengetahui area dimana ikan bisa tertangkap dalam jumlah yang besar
Salah
satu alternatif yang menawarkan solusi terbaik adalah mengkombinasikan
kemampuan SIG dan penginderaan jauh (inderaja) kelautan. Dengan teknologi
inderaja faktor-faktor lingkungan laut yang mempengaruhi distribusi, migrasi
dan kelimpahan ikan dapat diperoleh secara berkala, cepat dan dengan
cakupan area yang luas.
Faktor-faktor yang
mempengaruhi di lingkungan :
- suhu permukaan laut (SST),
- tingkat konsentrasi klorofil-a,
- perbedaan tinggi permukaan laut,
- arah dan kecepatan arus dan tingkat produktifitas primer.
Untuk mendukung
suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data,
yaitu:
Data spasial, yaitu
data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan
lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Data
spasial adalahsebuah data yang berorientasi geografis dan memiliki sistem
koordinat tertentu sebagai dasar referensinya (Nuarsa IW. 2005.). Umumnya
direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan
disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster)
yang memiliki nilai tertentu.
Data Raster
Data raster atau disebut juga dengan sel grid adalah data yang
dihasilkan dari sistem penginderaan jauh. Pada data raster, obyek geografis direpresentasikan
sebagai struktur sel grid yang disebut dengan piksel (picture element). Pada
data raster, resolusi tergantung pada ukuran piksel- nya. Dengan kata lain,
resolusi piksel menggambarkan ukuran sebenarnya di permukaan bumi yang diwakili
oleh setiap piksel pada citra. Semakin kecil ukuran permukaan bumi yang
direpresentasikan oleh satu sel, semakin tinggi resolusinya. Keterbatasan utama
dari data raster adalah besarnya ukuran file, semakin tinggi resolusi grid-nya
semakin besar pula ukuran filenya dan sangat tergantung pada kapasistas
perangkat keras yang tersedia.
- Petak-petak (grid) tsb disebut dengan pixel (picture element)
- Posisi pixel dinyatakan dgn baris ke-m dan kolom ke-n
- Data yg tersimpan dlm format ini, spt: data scan (gambar), gambar digital (citra dgn format BMP, JPG, dll), citra satelit digital (Landsat, SPOT, dll)
- Struktur datanya lebih sederhana
- Lebih mudah dan efisien dlm melakukan overlay dan analisis data
- Mampu menampilkan data/image dari foto udara
- Dapat melakukan analisa DTM (Digital Terrain Model, utk manajemen info permukaan)
- Dapat melakukan simulasi
- Teknologi yg mudah utk dikembangkan
- Mudah utk membuat program sendiri
- Efektif dlm menampilkan banyak data sosial
- Mudah utk dilakukan simulasi
Kekurangan Data Raster:
- Tidak efektif dlm penyimpanan file
- Kualitas tampilan grafis yg terbatas
- Sulit untuk melakukan analisis keterkaitan
- Begitu banyak transformasi nonliniear
- Akurasi sangat bergantung dgn ukuran grid/sel
- Gris/sel merepresentasikan atribut relasi dgn DBMS tdk secara langsung
- Output bergantung terhadap output printer/plotter
- Volume bergantung pada ukuran grid/sel
Data Vektor
Data vektor merupakan bentuk bumi yang direpresentasikan ke dalam
kumpulan garis, area (daerah yang dibatasi oleh garis yang berawal dan berakhir
pada titik yang sama), titik dan nodes (merupakan titik perpotongan antara dua
buah garis). Keuntungan utama dari format data vektor adalah ketepatan dalam
merepresentasikan fitur titik, batasan dan garis lurus. Kelemahan data vektor
yang utama adalah ketidak mampuannya dalam mengakomodasi perubahan gradual.
- Diwakili oleh simbol-simbol atau dikenal dgn fitur titik (point), fitur garis (line) dan fitur area / surface (polygon).
- Data-data tersebut tersimpan dalam komputer sbg koordinat kartesius.
Kelebihan Data Vektor :
- Struktur datanya lebih rumit
- Efisiensi utk analisis
- Sbg sarana representasi yg baik
- Transformasi proyeksi lebih efisien
- Ketelitian, akurat dan lebih presisi
- Proses generalisasi dan editing
- Relasi atribut langsung dgn DBMS (Database)
Kekurangan Data Vektor :
- Sulit dan membutuhkan waktu lama dlm melakukan proses overlay
- Tidak bisa menampilkan data image/foto udara
- Harga S/W mahal
- Struktur data yg terlalu banyak tidak efektif dlm meanmpilkan banyak data spasial
- Memerlukan algoritma dan pross yg sangat kompleks
- Volume bergantung pd kepadatan dan jumlah verteks
- Kualitas (output) tinggi sangat ebrgantung dgn plotter/printer dan kartografi
- Sulit dilakukan simulasi
Data non-spasial, disebut juga data atribut, yaitu data yang
menerangkan keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan
posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Seperti contohnya pada suatu
wilahayah wisata pada daerah tertentu terdapat jumlah objek wisata, jenis
wisata, luas area, info biasa dan masih banyak lagi. Dan data yang terkait
dengan atribut ini bisa berupa informasi kata-kata dan juga data
penilaian. Data atribut memberikan gambaran atau menjelaskan informasi
berkaitan dengan fitur peta atau cara kerja SIG. Data atribut dapat disimpan
dalam format angka maupun karakter. Salah satu komponen utama dari Sistem
Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta
digunakan salah satu softwareSIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo
merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang
dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang
dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan
menganalisis data secara geografis.
Dalam penggunaanya data atribut di bagi menjadi 2.
Data kuantitatif, yaitu data yang berkaitan dengan sebuah
penilaian angka. Data angka tersebut selanjutnya bisa di hitung secara
matematis dan di proses pada sebuah sistem. Data tersebut juga bisa digunakan
sebagai statistik informasi pada data pelengkap sistem informasi geografis.
Salah satu contoh ari data kuantitatif ini msialnya: kepadatan penduduk, jumlah
lokasi wisata, jarak lokasi wisata dan berbagai hal yang memberikan penafsiran
berupa data angka pada objek lokasi.
Data kualitatif, yaitu data yang bersifat subjektif. Data ini
adalah berupa data penafsiran yang bersifat kualitas. Contoh data kualitatif
ini misalnya, jauh, dekat, dan data-data yang bersifat subjektif.
Kelebihan Data Atribut :
- Efisien untuk mengorganisir dan mengelola data dengan jumlah besar.
- Akses (pemanggilan) data mudah, cepat, dan dapat dilakukan secara bersamaan oleh beberapa orang pengguna.
- Pengawasan terpusat sehingga data terlindungi dari kerusakan yang disebabkan oleh akses data ilegal, selain itu standar kualitas data terjaga.
- Database dapat dibagi-bagi menjadi kepingan-kepingan yang terpisah di beberapa tempat sehingga mempercepat proses.
Kekurangan Data Atribut :
- Resiko terpusat.
- Agak rumit.
- Perlu tambahan biaya pemeliharaan.
Pengertian skala peta
Skala pada peta adalah perbandingan antara jarak pada peta
dengan jarak sesungguhnya dari wilayah yang digambarkan dalam peta. Ada
beberapa cara untuk menunjukkan perbandingan antara jarak pada peta dengan
jarak sesungguhnya tersebut. Skala sangat berguna untuk menghitung jarak antara
dua lokasi di dalam peta, sehingga memungkinkan kita untuk dapat langsung
mengukur jarak dengan hanya melihat pada peta tanpa harus mendatangi langsung
lokasi dan mengukurnya.
Macam-macam atau Jenis-Jenis Skala Peta
Berdasarkan ukuran skalanya peta dibedakan menjadi lima, yaitu
sebagai berikut.
a. Peta skala kadaster atau peta teknik
Peta ini dengan skala 1 : 100 sampai 1 : 5000. Peta ini biasa
digunakan untuk pengukuran tanah.
b. Peta berskala besar
yaitu peta berskala 1 : 5000 sampai 1 : 250.000. Peta ini umumnya
digunakan untuk menggambarkan wilayah yang relatif sempit, misalnya desa atau
kecamatan.
c. Peta berskala sedang
yaitu peta berskala 1 : 250.000 sampai 1 : 500.000. Peta ini
digunakan untuk menggambarkan wilayah yang agak luas seperti pemetaan kabupaten
atau kota.
d. Peta berskala kecil
yaitu peta berskala 1 : 500.000 sampai dengan 1 : 1.000.000. Peta
ini digunakan untuk menggambarkan daerah yang luas seperti provinsi.
e. Peta geografi berskala lebih dari 1 : 1.000.000.
Biasa digunakan untuk menggambarkan wilayah negara, regional,
benua, atau dunia.
Bentuk-bentuk skala peta
Selain berdasarkan ukurannya, jenis skala yang lazim ditemui dalam
kartografi adalah berdasarkan bentuknya. Bentuk-bentuk skala dibedakan sebagai
berikut.
a. Skala Verbal
Skala verbal adalah skala yang menunjukkan perbandingan jarak
pada peta dalam suatu kalimat langsung yang tegas. Contohnya, pada sebuah peta
dituliskan Skala 1 cm untuk 1 km. Ini berarti bahwa setiap jarak 1 cm dalam
peta setara dengan jarak 1 km pada jarak sesungguhnya.
Contoh lainnya 1 inci = 1 mil, artinya 1 inci di peta mewakili 1 mil di lapangan. Jadi, skalanya adalah 1 : 63.360 (1 mil = 63.360 inci).
Contoh lainnya 1 inci = 1 mil, artinya 1 inci di peta mewakili 1 mil di lapangan. Jadi, skalanya adalah 1 : 63.360 (1 mil = 63.360 inci).
b. Skala Angka
Skala angka menunjukkan perbandingan jarak pada peta dalam
perhitungan angka. Skala ini paling lazim ditemui dalam kompilasi peta. Contohnya,
pada sebuah peta dituliskan Skala 1 : 1.000.000. Ini berarti bahwa setiap jarak
1 satuan jarak dalam peta setara dengan jarak 1.000.000 satuan yang sama pada
jarak sesungguhnya. Misalkan satuan yang digunakan adalah cm, maka 1 :
1.000.000 berarti setiap jarak 1 cm di peta mewakili jarak 1.000.000 cm atau
10.000 meter atau 10 km pada wilayah sesungguhnya.
Skala jenis ini dengan satuan centimeter telah dijadikan sebagai
sistem skala peta resmi internasional. Namun, ada pula beberapa negara yang
menggunakan satuan inci berbanding satuan mil. Beberapa negara tersebut antara
lain, Inggris dan negara-negara persemakmuran Inggris.
c. Skala Batang atau Skala Grafis
Skala batang menggunakan batang garis lurus yang memiliki
beberapa ruas dengan jarak yang sama di antara ruas-ruas tersebut, seperti
halnya garis bilangan. Skala tersebut dapat pula berbentuk grafis (gambar) yang
menunjukkan jarak antarbagian.