OKTA RIVALDI
E1I013033
Dasar-dasar Penginderaan Jauh
QUIZ 4
Sejarah Penginderaan Jauh
Sejarah perkembangan teknologi penginderaan jauh dari sisi tekniknya sudah lama digunakan yaitu setelah ditemukan kamera Obscura pada 350 BC oleh Aristoteles. Pada 1700 AD, mulai ditemukan proses fotografi, yang pada akhirnya dikembangkan menjadi teknik fotografi (1822) oleh Daguerre dan Niepce yang dikenal dengan proses Daguerrotype. Perkembangan inderaja spektakuler mulai terjadi saat ditemukan roket yang membawa satelit ke ruang angkasa diawali dengan peluncuran satelit TIROS (Television and Infraerd Observation Satellite) pada tahun 1960, yang merupakan sebuah satelit tak berawak khusus untuk mengembangkan satelit meteorologi.
Sensor multispectral fotografi S065 yang terpasang pada Apollo-9 (1968) telah memberikan ide pada konfigurasi spectral satelit ERTS-1 (Earth Resources Technology Satellite), yang akhirnya menjadi Landsat (Land Satellite). Satelit ini merupakan satelit untuk observasi sumber daya alam yang diluncurkan pada tanggal 23 Juli1972. Disusul oleh generasi berikutnya Landsat 2 diluncurkan pada tanggal 22 Januari 1975 danpeluncuran Landsat 3 pada tanggal 5 Maret 1978. Perkembangan satelit sumber daya alam komersial terjadi pada Landsat 4 yang diluncurkan pada tanggal 16 Juli 1982, disusul Landsat 5 yang peluncurannya pada tanggal 1 Maret 1984, dan Landsat 6 gagal mencapai orbit. Direncanakan pada awal 1998 akan segera diluncurkan satelit Landsat 7 sebagai pengganti Landsat 5 (Paine. 1981).
Satelit penginderaan jauh radar yang digunakan untuk mengindera sumber daya di bumi dimulai dengan satelit eksperimen Amerika Serikat untuk mengindera sumber daya laut Seasat (Sea Satellite) tanggal 27 November 1978, SIR (Shuttle Imaging Radar)-A 12 November 1981, SIR-B tahun 1984, SIR-C tahun 1987 (Trevette. 1986).
Citra beserta Resolusinya
Landsat 5, diluncurkan pada 1 Maret 1984, sekarang ini masih beroperasi
pada orbit polar, membawa sensor TM (Thematic Mapper), yang mempunyai
resolusi spasial 30 x 30 m pada band 1, 2, 3, 4, 5 dan 7. Sensor Thematic
Mapper mengamati obyek-obyek di permukaan bumi dalam 7 band spektral,
yaitu band 1, 2 dan 3 adalah sinar tampak (visible), band 4, 5 dan 7 adalah infra
merah dekat, infra merah menengah, dan band 6 adalah infra merah termal yang
mempunyai resolusi spasial 120 x 120 m. Luas liputan satuan citra adalah 175 x
185 km pada permukaan bumi. Landsat 5 mempunyai kemampuan untuk
meliput daerah yang sama pada permukaan bumi pada setiap 16 hari, pada
ketinggian orbit 705 km (Sitanggang, 1999 dalam Ratnasari, 2000).
Ikonos, sejak diluncurkan pada September 1999, Citra Satelit Bumi Space
Imagingís IKONOS menyediakan data citra yang akurat, dimana menjadi standar
untuk produk-produk data satelit komersoal yang beresolusi tinggi. IKONOS
memproduksi citra 1-meter hitam dan putih (pankromatik) dan citra 4-meter
multispektral (red, blue, green dan near-infrared) yang dapat dikombinasikan
dengan berbagai cara untuk mengakomodasikan secara luas aplikasi citra
beresolusi tinggi (Space Imaging, 2004)
Quickbird-2, berhasil
diluncurkan 2002 dan dengan resolusi spasial lebih tinggi, yaitu 2,4 meter
(multispektral) dan 60 sentimeter (pankromatik). Citra Quickbird beresolusi
spasial paling tinggi dibanding citra satelit komersial lain.
Terra, membawa lima instrumen remote sensing yang mencakup MODIS
dan ASTER. ASTER, Advanced Spaceborn Thermal Emission and Reflectance
Radiometer, adalah sebuah spektrometer citra beresolusi tinggi. Instrumen
ASTER didesain dengan 3 band pada range spektral visible dan near-infrared
(VNIR ) dengan resolusi 15 m, 6 band pada spektral short-wave infrared (SWIR )
dengan resolusi 30 m dan 5 band pada thermal infrared dengan resolusi 90 m.
Band VNIR dan SWIR mempunyai lebar band spektral pada orde 10. ASTER
terdiri dari 3 sistem teleskop terpisah, dimana masing-masing dapat dibidikkan
pada target terpilih. Dengan penempatan (pointing) pada target yang sama dua
kali, ASTER dapat mendapatkan citra stereo beresolusi tinggi. Cakupan
scan/penyiaman (Swath witdh) dari citra adalah 60 km dan revisit time sekitar 5
hari.
Indian Remote Sensing (IRS) Programme, diluncurkan pada 1995 dan
1997, dua satelit identik, IRS-1C dan IRS-1D membawa 3 sensor Wide Field
Sensor (WiFS) didesain untuk pemetaan vegetasi regional, Linear Self-Scanning
Sensor 3 (LISS-3) dimana menghasilkan data multispektral pada 4 band dengan
resolusi spasial 24 m dan pankrokromatik. Citra Pankromatik resolusi 5-
meter yang dikumpulkan oleh IRS-1C dan ID merupakan citra yang sesuai/ideal
untuk perencanaan perkotaan, manajemen bencana, pemetaan dan berbagai
aplikasi yang membutuhkan kombinasi unik pada citra resolusi tinngi, revisit
frekuensi (resolusi temporal) yang tinggi dan cakupan rea yang luas. Satelit ini
memiliki kemampuan stereo imaging, kemampuan gain dan cross-track imaging
yang dapat diatur (Space Imaging, 2004).
SPOT, singkatan dari Systeme Pour IíObservation de la Terre. SPOT-1
diluncurkan pada tahun 1986. SPOT dimiliki oleh konsorsium yang terdiri dari
Pemerintah Prancis, Swedia dan Belgia. SPOT pertama kali beroperasi dengan
pushbroom sensor CCD dengan kemampuan off-track viewing di ruang
angkasa. Saat itu, resolusi spasial 10 m untuk pankromatik tidak dapat ditiru.
Pada Maret 1998 sebuah kemajuan signifikan SPOT-4 diluncurkan: sensor
HRVIR mempunyai 4disamping 3 band dan instument VEGETATION
ditambahkan. VEGETATION didesain untuk hampir tiap hari dan akurat untuk
monitoting bumi secara global.
Daftar Pustaka
- Paine. D. L., 1981. Aerial Photography and Image Interpretation for Resources Management. Remote Sensing Research. 2 (1). 121-187.
- Ratnasari, E. 2000. Pemantauan Kebakaran Hutan dengan Menggunakan Data Citra NOAA-AVHRR dan Citra Landsat-TM. Skripsi Mahasiswa Jurusan Manajemen Hutan, Fakultas Kehutanan IPB. Bogor. Tidak Dipublikasikan.
- Space Imaging. 2004. http://www.spaceimaging.com/products/ikonos/index.htm [2 Oktober 2016]
- Trevette. J. W., 1986. Imaging Radar for Resources Survey. Photogrametric Engineering. 33 (9). 211-142.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar